Kisah Penuh Hikmah: Pasukan Gajah Raja Abrahah
Beberapa bulan sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW, ada suatu peristiwa besar yang sangat menggemparkan masyarakat Arab khususnya warga Mekah. Tahun di mana peristiwa ini terjadi akhirnya dikenang dengan sebutan Tahun Gajah. Peristiwa besar inilah yang juga melatarbelakangi turunnya Surat Al-Fil.
Awal Mula
Abrahah Ash-Shabbah Al-Habsi, Raja Yaman dari Najasy membangun sebuah gereja yang sangat besar dan megah di Shan’a. Ia ingin menyaingi Ka’bah di Mekah yang sangat ramai dikunjungi para peziarah haji. Dengan adanya gereja megah tersebut, ia berharap orang-orang bisa mengalihkan pusat haji ke tempatnya. Seorang dari Bani Kinanah yang mendengar niat Abrahah kemudian datang mengendap-ngendap pada malam hari lalu melumurkan kotoran di pusat kiblatnya.
Mengetahui hal ini, Abrahah amat murka padanya. Ia kemudian menyiapkan enam puluh ribu pasukan untuk menyerang Ka’bah. Abrahah sendiri mengendarai seekor gajah yang paling besar dengan sembilan atau 13 ekor gajah lainnya.
Pertolongan Allah Datang
Setiba di Wadi Muhasshir, yaitu antara Muzdalifah dan Mina, tiba-tiba gajahnya menderum dan enggan bangun untuk mendekati Mekah. Setiap kali diarahkan ke arah yang berlawanan dengan Ka’bah, gajah itu mau berdiri dan hendak lari. Namun, jika diarahkan ke Ka’bah lagi, maka gajah itu menderum. Sementara itu, orang-orang Quraisy berpencar dalam beberapa kelompok dan mengungsi ke atas gunung karena takut terhadap serangan pasukan gajah Abrahah.
Saat mereka sibuk dengan gajah-gajah itu, tiba-tiba langit menjadi temaram. Burung-burung Ababil datang dengan tiga batu yang ada di paruhnya dan dua batu di kedua kakinya. Allah telah mengirimkan bala bantuannya. Batu-batu panas itu kemudian dijatuhkan di atas pasukan gajah yang membuat sendi-sendi tulang terlepas lalu mereka pun mati.
Akhir Dari Pasukan Gajah Raja Abrahah
Pasukan gajah yang tadinya rapi tercerai-berai. Mereka berlomba-lomba melarikan diri dan saling menabrak hingga banyak yang terinjak-injak dan mereka mati. Abrahah berhasil kabur. Namun Allah mendatangkan penyakit kepadanya yang membuat sendi-sendi tulangnya terlepas. Ketika sampai di Shan’a, keadaan Abrahah bagaikan anak burung. Kemudian dadanya terbelah hingga jantungnya terlihat dan ia pun mati.
Allah pun mengabadikan peristiwa pasukan gajah Abrahah ini pada QS. Al-Fiil 1-5:
اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِۗ ١ اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍۙ ٢ وَّاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَابِيْلَۙ ٣ تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙ ٤ فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍࣖ ٥
Artinya: Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah? [1] Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia? [2] Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong [3] yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar [4] sehingga Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat) [5]
Begitulah kisah Pasukan Gajah Raja Abrahah. Kisah ini menjadi pengingat bagi siapapun yang ada di muka bumi ini agar tidak congkak, apalagi tinggi hati kepada Sang Pencipta, Allah Ta’ala. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram tahun 571 Masehi. Dan itulah menjadi sebab mengapa tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW disebut tahun gajah. Peristiwa besar yang masyhur bahkan hingga saat ini.
Sumber: Sirah Nabawiyah, Syeikh Syafiyyurrahman Al-Mubarakfuri